Minggu, 10 Mei 2009

Kota Majapahit Dibangun dengan Sistem Jaringan Air



Direktur Jenderal Sejarah dan Purbakala Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Hari Untoro Dradjat mengatakan, bahwa keberadaan Trowulan dan dihubungkan dengan Kerajaan Majapahit sudah lama jadi subyek penelitian.

Bahkan, awal abad 19 seorang Belanda bernama Wardenaar diutus Gubernur Jenderal Stamford Raffles untuk mencatat potensi kepurbakalaan. Pada tahun 1985 penelitian yang lebih intensif tentang Trowulan dilakukan dengan metoda penginderaan jarak jauh dan hasilnya menakjubkan dengan interpretasi bahwa kota Majapahit dibangun dengan sistem jaringan air yang saling berhubungan.

"Sistem jaringan air ini dalam kajian arkeologi adalah merupakan model pertahanan yang lazim digunakan oleh kerajaan-kerajaan kuno di Asia Tenggara, seperti Sukothai dan Kamboja. Dengan penelitian ini terbukti bahwa Trowulan adalah bekas Kota Majapahit adalah sangat kuat dan sudah memiliki hubungan erat dengan berbagai negara," kata Hari Untoro Dradjat, Senin (3/11).

Menurut Hari, temuan di Trowulan terdiri atas candi, kanal, kolam segaran, keramik, logam, mata uang dan lain-lainnya tersebar sangat luas dalam kota Kerajaan Majapahit yang berukuran 9 x 11 km persegi. Melihat pentingnya situs Kota Majapahit ini maka Pemerintah telah membuat master plan sebagai dasar pelestarian dan pemanfaatannya. Sejumlah situs sudah dilakukan pemugaran, seperti Candi Tikus, Candi Bajangratu, Candi Brahu, Candi Gentong, dan Candi Wringin Lawang, serta Kolam Segaran.

Trowulan sebagai bekas Kota Majapahit, jelas Dirjen Sejarah dan Purbakala itu, dalam pengembangan dan pemanfaatannya ke depan perlu didukung dengan adanya Taman Majapahit, yang berfungsi sebagai sentral yang menghubungkan jaringan situs-situs yang ada di trowulan. Di samping itu juga berfungsi sebagai laboratorium untuk kepentingan penelitian kebudayaan Majapahit.

Pembangunan Taman Majapahit yang peletakan batu pertamanya oleh Menbudpar Jero Wacik, Senin (3/11) diharapkan dapat memberikan penjelasan secara lengkap dan memuaskan kepada masyarakat mengenai arti penting dari peninggalan Majapahit.

"Dalam pengembangan ke depan kita perlu dukungan dari berbagai pihak, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, CSR dan masyarakat luas," jelasnya.

Sumber : www.kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar